Thursday, February 26, 2015

NABI YANG TAMPAR MALAIKAT MAUT


Pedoman kisah dari kitab karya Imam Bukhari tentang kisah akan wafatnya Nabi Musa as.
Diceritakan bahwa pada suatu saat Malaikat Maut mendatangi Nabi Musa as.

"Wahai Nabiyulah, penuhilah panggilan Rabb-Mu," kata Malaikat Maut yang menyamar sebagai manusia biasa.

Ketika mendengar perkataan tersebut, Nabi Musa as tiba-tiba saja menampar malaikat Maut itu hingga kedua matanya buta. Malaikat Maut itu kebingungan dan akhirnya kembali lagi menghadap kepada Allah SWT.

"Ya Allah, Engkau telah mengutusku kepada seorang hamba yang tidak menginginkan kematian," kata Malaikat.

Malaikat Yang Menyerupai Manusia.
Setelah kejadian itu, kemudian Allah SWT mengembalikan penglihatan malaikat tersebut dan menyuruhnya untuk kembali menemui Nabi Musa as.
Dengan perantaraan malaikat tersebut, Allah SWT meminta Nabi Musa as jika ingin menunda kematian, ada syarat yang harus dipenuhi.

"Wahai Nabiyullah, Allah SWT telah menyuruhku agar menyampaikan berita ini. Kalau engkau ingin menunda kematian, maka engkau harus meletakkan tanganmu di punggung sapi jantan, kemudian sejumlah bulu yang tertutupi tangan itu engkau akan diperpanjang umurnya selama 1 tahun," kata Malaikat Maut.

"Wahai malaikat, kemudian apa setelah hitungan itu?" tanya Nabi Musa as.
"Kemudian kematian," jawab malaikat.

Mendengar penjelasan itu, Nabi Musa as memilih untuk tidak menunda kematian.
"Maka sekarang saja kematianku datang tanpa diundur lagi," ujar Nabi Musa as.

Kisah Abu Hurairah Belajar Dengan Syaitan Ayat Kursi

Imam al-Bukhari meriwayatkan secara ta’liq dalam sahihnya kisah berikut :


Dari Abu Hurairah, dia berkata, Aku ditugaskan Rasulullah saw. untuk menjaga hasil zakat pada bulan Ramadan. Tiba-tiba datanglah seseorang kepadaku, dan mengambil sedikit dari zakat itu. Maka aku menangkapnya seraya berkata, 'Kamu akan ku adukan kepada Rasulullah.' Orang itu berkata, 'Biarkan aku, sesungguhnya aku orang miskin, punya banyak anak.' Maka aku pun melepaskannya.

Pada keesokan harinya, Rasulullah saw. bertanya kepadaku, 'Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawanan mu kelmarin?' Aku menjawab, 'Ya Rasulullah, dia mengadukan kemiskinannya dan keluarganya yang banyak, maka aku kasihan dan aku membebaskannya.'

Nabi bersabda, 'Sesungguhnya orang itu berdusta kepadamu, dan dia akan kembali.' Saya sedar bahwa orang itu akan kembali karena Rasulullah saw. mengatakannya. Maka aku pun mengintipnya. Ternyata dia datang untuk mengambil makanan. Maka aku menangkapnya lagi seraya berkata, 'Sungguh aku akan mengadukan mu kepada Rasulullah saw.' Dia berkata, 'Lepaskanlah aku, sesungguhnya aku sangat susah dan punya keluarga yang banyak, saya tidak akan kembali.' Maka aku pun merasa kasihan dan membebaskannya lagi.

Keesokan harinya, Rasulullah saw. bertanya kepadaku, 'Hai Abu Hurairah, apa yang telah dilakukan tawananmu kelmarin?'Saya menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia mengadukan kemiskinan dan jumlah keluarganya yang banyak, maka aku pun jatuh kasihan dan membebaskannya lagi.'Nabi bersabda, 'Sesungguhnya dia berdusta kepadamu, dan dia akan kembali.'


Maka pada yang ketiga kalinya aku mengintipnya. Dia datang mengambil makanan. Segera aku menangkapnya seraya berkata: 'Sungguh aku akan mengadukan mu kepada Rasulullah Ini adalah yang ketiga kalinya. Kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan kembali, namun nyatanya kembali lagi.' Dia berkata, 'Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimat yang dengannya kamu akan beroleh manfaat dari Allah.'


Saya bertanya: 'Kalimat apakah itu?' Dia berkata: 'Apabila kamu hendak tidur, maka bacalah ayat kursi. 'Maka Allah akan melindungmu dan syaitan tidak akan mendekatimu hingga pagi.'Maka akupun membebaskannya. Keesokan hari, Rasulullah saw. bertanya kepadaku, 'Apa yang telah dilakukan oleh tawanan mu kelmarin?'


Saya menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah mengajar kepadaku beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberiku manfaat, maka aku pun melepaskannya.' Beliau bertanya, 'Kalimat apakah itu?' Saya menjawab, 'Dia berkata kepadaku, 'Apabila kamu akan tidur, maka bacalah ayat kursi.' Dia berkata kepadaku, 'Allah akan senantiasa melindungimu dan syaitan tidak akan mendekati mu hingga pagi.


'Maka Nabi saw. bersabda, 'Dia telah berkata benar kepadamu, walaupun sebenarnya dia adalah pendusta. Hai Abu Hurairah, tahukah dengan siapa kamu berbicara selama tiga malam itu?' Saya menjawab tidak. Nabi bersabda, 'Dia adalah syaitan.'"


ini pula cerita yang sama..lain penulisan nya..pemahaman tetap sama


Dalam kisah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dengan syaitan yang mencuri harta zakat, disebutkan bahawa syaitan tersebut berkata,“Biarkan aku mengajarimu beberapa kalimah yang Allah memberimu manfaat dengannya. Bila engkau masuk ke tempat tidur, bacalah ayat kursi. Dengan demikian, akan selalu ada penjaga daripada Allah untukmu, dan syaitan tidak akan mendekatimu sampai pagi.” Ketika Abu Hurairah menceritakannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau berkata, “Sungguh dia telah berkata benar, walaupun dia sebenarnya banyak berdusta.” (Hadith Riwayat Bukhari no. 2187)Abu Hurairah r.a. pernah ditugaskan oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga gudang zakat di bulan Ramadhan. Tiba-tiba muncullah seseorang, lalu mencuri segenggam makanan. Namun Abu Hurairah berjaya menangkapnya. “Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah s.a.w.,” gertak Abu Hurairah. Bukan main takutnya pencuri itu mendengar ancaman Abu Hurairah, sehingga dia merayu : “Saya ini orang miskin, keluarga tanggungan saya ramai dan saya sangat memerlukan makanan.”Maka pencuri itu pun dilepaskan.

Keesokan harinya, Abu Hurairah melaporkan kepada Rasulullah s.a.w. Maka bertanyalah beliau : “Apa yang dilakukan kepada tetamu semalam, ya Abu Hurairah?” Dia mengeluh, “Ya Rasulullah, dia seorang miskin, keluarganya ramau dan sangat memerlukan makanan,” jawab Abu Hurairah. Lalu diterangkan pula olehnya, bahawa ia kasihan kepada pencuri itu,, lalu dilepaskannya.

“Dia berbohong ” kata Nabi Muhammad s.a.w.: “Pada waktu malam nanti dia akan datang lagi.”

Kerana Rasulullah s.a.w. berkata begitu, maka penjagaannya diperketatkan, dan kewaspadaan pun dipertingkatkan.

Dan, benar sekali pencuri itu kembali lagi, lalu mengambil makanan seperti semalam. Kali ini dia juga tertangkap. “Akan aku adukan kamu kepada Rasulullah s.a.w.,” ugut Abu Hurairah, sama seperti malam sebelumnya. Dan pencuri itu pun sekali lagi meminta ampun : “Saya orang miskin, keluarga saya ramai. Saya berjanji esok tidak akan kembali lagi.”

Kasihan juga rupanya Abu Hurairah mendengar keluhan orang itu, dan kali ini pun dia dilepaskan. Pada paginya, kejadian itu dilaporkan kepada Rasulullah s.a.w., dan beliau pun bertanya seperti kelmarin. Dan setelah mendapat jawapan yang sama, sekali lagi Rasulullah s.a.w. menegaskan : “Pencuri itu bohong, dan malam nanti dia akan kembali lagi.”

Malam itu Abu Hurairah berjaga-jaga dengan lebih berwaspada. Diperhatikannya dengan teliti setiap gerak-geri disekelilingnya sudah dua kali ia dibohongi oleh pencuri. Jika pencuri itu benar-benar datang seperti diperkatakan oleh Rasulullah s.a.w. dan dia berjaya menangkapnya, ia telah bertekad tidak akan melepaskannya sekali lagi. Hatinya sudah tidak sabar lagi menunggu-nunggu datangnya pencuri jahanam itu. Beliau kesal. Kenapa pencuri semalam itu dilepaskan begitu sahaja sebelum diseret ke hadapan Rasulullah s.a.w.?

Malam semakin larut, jalanan sudah sepi, ketika tiba-tiba muncul bayangan yang datang menghampiri longgokan makanan yang dijaganya. “Benar, dia datang lagi,” katanya dalam hati. Dan tidak lama kemudian pencuri itu telah bertekuk lutut di hadapannya dengan wajah ketakutan. Diperhatikannya benar-benar wajah pencuri itu. Ada semacam kepura-puraan pada gerak-gerinya. “Kali ini kau pastinya ku adukan kepada Rasulullah s.a.w.. Sudah dua kali kau berjanji tidak akan datang lagi ke mari, tapi ternyata kau kembali juga. Lepaskan saya,” pencuri itu memohon. Tapi, dari tangan Abu Hurairah yang menggenggam erat-erat dapat difahami, bahawa kali ini ia tidak akan dilepaskan lagi.

Maka dengan rasa putus asa ahirnya pencuri itu berkata : “Lepaskan saya, saya akan mengajar tuan beberapa kalimah yang sangat berguna.”

“Kalimah-kalimah apakah itu?” Tanya Abu Hurairah dengan rasa ingin tahu. “Bila tuan hendak tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Maka tuan akan selalu dipelihara oleh Allah, dan tidak akan ada syaitan yang berani mendekati tuan sampai pagi.” Maka pencuri itu pun dilepaskan oleh Abu Hurairah.


Dan keesokan harinya, ia kembali menghadap Rasulullah s.a.w. untuk melaporkan pengalamannya yang luar biasa tadi malam. Ada seorang pencuri yang mengajarinya kegunaan ayat Kursi. “Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” tanya Rasulullah s.a.w. sebelum Abu Hurairah sempat menceritakan segalanya. “Dia mengajarku beberapa kalimah yang katanya sangat berguna, lalu ia saya lepaskan,” jawab Abu Hurairah. “Kalimah apakah itu?” tanya Nabi Muhammad s.a.w.. Katanya : “Kalau kamu tidur, bacalah ayat Kursi : Allaahu laa Ilaaha illaa Huwal-Hayyul Qayyuuumu….. Dan seterusnya sampai akhir ayat. Dan ia katakan pula : “Jika engkau membaca itu, maka engkau akan selalu dijaga oleh Allah, dan tidak akan didekati syaitan hingga pagi hari.”

Mendengar cerita Abu Hurairah, Nabi Muhammad s.a.w. berkata, “Pencuri itu telah berkata benar, sekalipun sebenarnya dia tetap seorang pendusta.” Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bertanya pula : “Tahukah kamu, siapa sebenarnya pencuri yang bertemu denganmu tiap malam itu?” “Entahlah.” Jawab Abu Hurairah. “Itulah syaitan.” jawab Nabi Muhammad s.a.w.